Ingin menyimak sejarah islam dari zaman ke zaman, malah menemukan berita yang memprihatinkan. Rumah baginda Nabi saw adalah sakral, dari sanalah cahaya islam pertama kali bersinar.
Membongkar rumah kanjeng Rasul saw adalah perbuatan dlolim. Generasi yang akan datang tidak akan mendapatkan bukti sejarah. Apalagi setelah bangunan-bangunan bersejarah yang lain juga (telah) dibongkar.
Dari mana anak cucu kita nanti menyaksikan prasasti-prasasti, bukti-bukti perjuangan Rasul saw, dan saksi-saksi bisu perjuangan para sahabat. Dari mana mereka mengetahui sejarah beliau2 secara nyata. Dari buku-buku? kitab-kitab? Manuscript-manuscript? Hanya dari situ sajakah? Sedangkan buku-buku sejarah mudah sekali dimanipulasi. Jangankan kitab sejarah, kitab para ulama terdahulu saja terindikasi telah banyak dimanipulasi.
Sedangkan Irak telah di bom. Perpustakaan islam (yang termasuk) terbesar di dunia dan bersejarah sejak dari zaman khalifah Abasiyah telah hancur. Sedangkan keadaan di negeri-negeri muslim lain bukan tidak mungkin juga akan (bahkan ada yang telah) bernasib tidak jauh beda.
Data-data, buku-buku sejarah islam terlengkap kemudian beralih ke negara-negara barat yang notabene nasrani dan yahudi. Padahal kita tahu bahwa mereka tidak akan senang sampai umat muslim ……. (ada ayatnya kan)
Innalillahi wainna ilaihi roji’un.
Pembongkaran Rumah Rasulullah Timbulkan Kerugian Sejarah Luar Biasa
Rencana pembongkaran rumah Rasulullah dengan alasan untuk perluasan Masjidil Haram dan untuk menghindari pemujaan terhadap situs sejarah Islam periode awal dinilai oleh Ketua PBNU Said Aqil Siradj akan menimbulkan kerugian sejarah yang luar biasa besarnya.
Dikatakan oleh lulusan Universitas Ummul Quro Makkah tersebut bahwa sudah terlalu banyak situs Islam yang hilang, seperti rumah Aisyah yang saat ini sudah menjadi halaman, Masjid Bilal di Jabal Qubais tempat Nabi Ibrahim menyerukan haji sekarang sudah menjadi istana. Darun Arqom dan Darun Nadwah juga sudah tidak ada.
Yang masih tersisa memang rumahnya Abdul Mutholib, tempat Rasulullah dilahirkan. Perluasan masjid boleh, tapi harus diabadikan. Ini peninggalan sejarah yang luar biasa. Jangan sampai nasibnya sama seperti rumah Sayyidina Ali yang sudah digusur,” tegasnya (20/7).
Alumni Ponpes Lirboyo Kediri tersebut juga membantah bahwa bangunan bangunan kuno tersebut bisa menimbulkan kemusyrikan. “Selama orang masih itu meyakini tuhan hanyalah Allah dan selain itu mahluknya, ya itu sudah tidak musyrik. Mau ziarah kubur, mau tawassul, tak masalah,” tandasnya.
Dikatakannya bahwa seseorang dianggap musyrik jika tempat atau mahluk menjadi asisten tuhan atau tuhan yang kedua. “Ziarah kubur, ke wali, itu tidak musyrik. Hatta orang meyakini lautan selatan ini ada penghuninya, Nyi Roro Kidul, asal ini makhluk, selesai, imbuhnya.
Tradisi orang NU yang suka berziarah ke kuburan wali tidak masalah karena mereka tidak minta kepada kuburan, tetapi tetap berdoa kepada Allah. Wali hanya untuk bertawassul atau menjadi perantara saja.
NU sejak lama sudah memiliki komitmen untuk memelihara dan mempertahankan peninggalan sejarah Islam. Komite Hijaz yang menjadi embrio berdirinya NU dibentuk ketika ada usaha untuk membongkar kuburan Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar dan Umar. Saat itu KH Wahab Hasbullah berangkat ke Mekkah dengan mengatasnamakan umat Islam Jawa.
Pendiri Ponpes Tambak Beras Jombang tersebut menghadap ke Raja Saud untuk memohon agar kuburan tersebut tidak dibongkar dan disetujui sehingga makam tersebut masih ada sampai sekarang. “Kalau kuburan Baqi’ tempat Aisyah, Sayyidina Hasan dan sahabat lain dikuburkan saat ini sudah diratakan dengan tanah. Saat ini hanya bisa mengira-ngira saja. Demikian juga kuburannya Khadijah juga sudah dibongkar,” paparnya.
Bukan hanya NU, semua umat Islam seluruh dunia, kecuali mazhab Wahabi di Saudi yang menganggap ziarah kubur musyrik. Semua umat Islam mulai dari Libya, Maroko, Yaman, juga aliran Syiah. Mereka semua akan menyesalkan adanya pembongkaran ini.
Dikatakan Kang Said bahwa Wahabi adalah sebuah pemahaman agama yang didirikan oleh Muhammadi bin Abdul Wahab bekerjasama dengan Gubernur Nadj Muhammad Al Saud.
Mazhab ini sebenarnya madhzab Hambali, yang merupakan mazhab paling keras dari empat mazhab. Tetapi kemudian diterjemahkan oleh Ibnu Taimiyah sangat keras dan dioperasionalkan lebih keras lagi. Dulu aliran ini hanya di Nadj atau Riyard dan sekitarnya kemudian melakukan ekspansi melalui kerajaan Saudi Arabia.(mkf)
rumah-nabi-sebelum-penghancuran.jpg
Dibongkar seperti ini. Entah mau dijadikan apa.
penghancuran-rumah-nabi-di-makkah.jpg
Sedikit menggembirakan karena di lain hal ada usaha merekronstruksi rumah baginda Nabi saw di Madinah.
Banyak susahnya karena rumah asli Rasulullah saw di Mekkah ternyata dibongkar hanya untuk dijadikan hotel. Selain itu banyak tempat-tempat/ bangunan asli bersejarah telah dibongkar hanya untuk dijadikan lapangan, tempat parkir, hotel, dll. Banyak berita membuktikan ha ini.
Menurutku.. apapun alasannya, kaum penguasa di sana tidak bisa menghargai sejarah bangsanya, sejarah agama-nya. Itu adalah kaum yang kerdil.
Ehm.. kalau ini berlaku terus menerus, bukan tidak mungkin islam akan kehilangan akar (sejarah)nya, terputus simpul sambungan dengan ulama2 terdahulu. Bukan tidak mungkin islam hanya tinggal nama.
Yaa Allah yaa Robbi.. singkirkanlah kaum perusak itu. Gantikan lah dengan kaum yang benar-benar berjuang dijalan-Mu. Gantikanlah dengan kaum yang Engkau ridloi. Amin
Sumber : www.islamjuara.com
Tolong bantu sebarkan